Tarhib Ramadhan Al Kautsar: 6 Hal Yang Dijaga Saat Puasa

Yayasan Al Kautsar menggelar tarhib Ramadhan atau pengajian menyambut bulan Ramadhan dengan mengundang Ustadz Maulana Isnaini.

Kegiatan dilaksanakan di Masjid Kampus Al Kautsar, Jumat (8/3/2024). Diikuti oleh semua pembina, pengawas dan pengurus yayasan, hingga dewan guru serta karyawan Al Kautsar.

Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Al Kautsar, Wagiso mengatakan kegiatan tarhib Ramadhan dalam rangka rasa syukur dan gembira menyambut bulan Ramadhan yang mulia.

“Ramadhan dua hari lagi, mudah-mudahan kita diberi kekuatan dan kesehatan dalam melaksanakan rangkaian ibadah puasa dengan baik, baik kuantitas maupun kualitas ibadahnya dibandingkan tahun lalu,” kata Wagiso.

Dalam kesempatan ini, Wagiso juga menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada semua pihak, baik panitia PMB, kepala sekolah, dewan guru, karyawan, termasuk orang tua siswa yang telah membantu promosi Al Kautsar kepada masyarakat.

“Alhamdulillah, PMB sudah selesai dan sukses. Saya sampaikan terimakasih kepada seluruh panitia, pimpinan sekolah, guru, dan semua pihak yang membantu promosi sekolah Al Kautsar. Tahun ini pendaftaran baik TK, SD, SMP dan SMA Al Kautsar meningkat dibandingkan tahun lalu,” tutur Wagiso.

Kemudian, acara dilanjutkan tausiyah oleh Ustadz Maulana Isnaini yang berjudul “Puasa adalah Perisai yang akan Melindungi Kita dari Api Neraka dan Mencegah dari Berbuat Dosa”.

Menurut Ustadz Isnaini, perintah puasa turun pada tahun 624 Masehi atau tahun ke-2 Hijriah. Ramadhan merupakan bulan meleburkan dosa dan melipatgandakan pahala.

“Oleh sebab itu, para sahabat dan umat Islam betul-betul gembira menyambut bulan Ramadhan ini,” kata Isnaini.

Dalam Surat Al Baqarah Ayat 183 diseru oleh Allah “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Namun, lanjutnya, setiap orang yang berpuasa belum tentu bertakwa, tetapi sebaliknya orang yang bertakwa pasti melaksanakan puasa.

“Kenapa orang yang berpuasa tidak takwa, dan masih berbuat dosa? Karena ia hanya puasa perut dan puasa bawah perut saja, tetapi matanya tidak puasa, lidahnya tidak puasa dan hatinya tidak puasa,” jelas Isnaini.

Dia menjelaskan, ada 6 hal yang membuat pahala puasa hilang dan sia-sia, yaitu berbohong, fitnah, ghibah (bergunjing), sumpah palsu, caci maki, dan marah.

Dia mencontohkan, misalnya seorang suami minta dibuatkan tempoyak untuk buka puasa, tetapi istri lupa. Maka, suami tidak perlu memarahi istri.

“Kalau istri lupa bikin tempoyak, suami jangan ngamuk, jangan marah, batal pahala puasa. Tapi, kalau marahin anak karena sudah dibangunin berkali-kali untuk shalat shubuh, belum juga bangun, tidak apa-apa, tidak hilang pahala puasanya karena Allah memerintahkan agar menyuruh anggota keluarga dan anak-anak untuk mendirikan shalat,” urainya.

Isnaini berharap, seluruh jamaah pengajian untuk dapat menjaga 6 hal tersebut selama puasa Ramadhan hingga di bulan-bulan setelahnya agar dapat mencapai derajat takwa.

“Harus ada usaha dan upaya dari diri setiap orang dalam menjaga diri terhadap 6 hal tersebut. Semoga dengan begitu, mudah-mudahan puasa kita menjadi perisai dari api neraka dan mencegah kita dari perbuatan dosa,” pungkasnya.

Kegiatan tarhib ditutup dengan doa bersama dan salam-salaman saling bermafaan membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan.