LATAR BELAKANG
Pada suatu pengajian bulan Januari 1991, di kediaman Bapak Drs. Syamsuddin Thahir, Kakanwil Depag. Propinsi Lampung pada waktu itu, dibahas suatu isu penting bidang pendidikan yaitu :
- Relatif rendahnya kualitas sekolah umum dan agama di Propinsi Lampung;
- Semakin meningkatnya kecenderungan masyarakat Lampung yang menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah unggul di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung;
- Relatif tidak tersedianya sekolah umum (plus) bernafaskan Islam yang berkualitas; dan
- Semakin beratnya persaingan untuk memasuki sekolah unggulan di Lampung.
Pengajian bulan Februari 1991, di kediaman Bapak Mufti (Kepala BI Cabang Lampung), diputuskan untuk membentuk Tim penyusunan proposal dengan menunjuk Bapak Harris Hasyim (Bappeda), Bapak Abdurachman Yunani (Sekretaris Kelompok Pengajian Al Amal), Bapak Mawardi A.S. (Kanwil Agama), Bapak Muswardi Thaher (Tokoh Agama, anggota DPRD Kotamadya Bandar Lampung), untuk mempersiapkan proposal pendirian sekolah unggulan yang bernafaskan Islam di Lampung.
Bulan Maret 1991, pada pengajian di rumah Bapak Mukti (Kepala Kejaksaan Tinggi Lampung), draft proposal diajukan dengan perbaikan sebagaimana mestinya. Hal yang penting disepakati adalah, bahwa suatu lembaga pendidikan dasar dan menengah yang bernafaskan Islam dan bermutu di Propinsi Lampung mendesak untuk segera dibangun, dan menunjuk Bapak Syamsuddin Tohir dan Harris Hasyim untuk menghadap Gubernur Bapak Poedjono Pranyoto dan Ny. Sri Mulyati Poedjono Pranyoto, untuk meminta kesediaannya menjadi Dewan Penyantun dan Ketua Yayasan yang akan dibentuk.
Rencana kerja disusun sebagai langkah persiapan. Langkah pertama yang dilakukan adalah membahas pembukaan sekolah SMP dan SMA yang direncanakan mulai menerima siswa baru pada tahun pelajaran 1991/1992.
Kemudian pada tahun pelajaran 1991/1992 telah menerima 19 siswa SMP dan 26 siswa SMA yang dititipkan pada SMPN II dan SMAN II Tanjungkarang, dengan nama sekolah Perguruan Nurul Ulum (cahaya utama). Nama ini dicetuskan oleh Bapak Syamsuddin Tohir (Kakanwil Agama Propinsi Lampung), orang yang paling bersemangat dalam perintisan pembangunan sekolah umum (plus).
Pada bulan Agustus 1991, ketika Bapak Syamsuddin Tohir dan Bapak Harris Hasyim berkonsultasi dengan Ibu Sri Mulyati Poedjono di kediaman Gubernur, Ibu Sri Mulyati Poedjono meminta disebutkan beberapa alternatif nama, yang akhirnya dipilih nama Al Kautsar. Alasannya karena mencerminkan visi perjuangan ummat dan populer serta layak jual (marketable). Akhirnya nama Nurul Ulum diganti dengan Al Kautsar.
Pada bulan Agustus 1991, dalam suatu pengajian di rumah kediaman Gubernur Lampung, dilontarkan beberapa calon lokasi kampus yaitu di Way Halim, Eks SKKPI Jl. Jend. Sudirman, tanah milik Pemda di Langkapura, serta di Islamic Centre dan Eks IFAD (Indonesian Food and Agriculture Development). Berdasarkan pertimbangan dalam diskusi tersebut, pilihan utama jatuh pada lokasi tanah milik Pemda eks IFAD. Pilihan ini didukung oleh lokasi yang berdekatan dengan Islamic Centre dan Kampus Unila dan sejalan dengan misi daerah untuk mengembangkan wilayah itu menjadi wilayah pusat keislaman dan pendidikan di Lampung.
Atas inisiatif Gubernur Poedjono Pranyoto, dalam suatu pengajian rutin, pembangunan Kampus Al Kautsar perlu segera dimulai. Kesepakatan yang ditetapkan adalah:
- Kelompok pengajian Al Amal membuat mandat kepada Ibu Sri Mulyati Poedjono Pranyoto, untuk membentuk dan memimpin Yayasan AL Kautsar.
- Meminta kesediaan seluruh unsur dan tokoh agama Islam untuk mulai mempromosikan berdirinya Perguruan Al Kautsar dalam berbagai kegiatan dakwah dan mimbar Jumat.
- Meminta dukungan seluruh aparatur pemerintah yang beragama Islam unrtuk bergortong royong mendukung pembangunannya.
- Meminta dukungan Pemda Kabupaten dan Kotamadya untuk membantu mempercepat pendidirian kampus.
- Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Lampung untuk mendukung pembangunan kampus secara bertahap melalui dukungan APBD.
- Menugaskan kepada Ibu Sri Mulyati Poedjono untuk menghimpun dana masyarakat dan swasta bagi pembangunan kampus.
BERDIRINYA YAYASAN AL KAUTSAR
Pada tanggal 16 November 1991, berdasarkan keputusan pengajian Al Amal di rumah Bapak A. Mukti, Kajati Propinsi Lampung pada waktu itu, ditetapkan pendirian Yayasan Al Kautsar dengan surat Pernyataan Kesepakatan/Mandat Nomor: Khusus/Al Amal/I/1991 tanggal 16 Nopember 1991 dengan susunan sebagai berikut :
- Poedjono Pranyoto, Gubernur Prop. Lampung sebagai Pelindung;
- Ibu Sri Mulyati Poedjono Pranyoto, Isteri Gubernur sebagai Ketua;
- Man Hasan, Wakil Gubernur Prop. Lampung sebagai Anggota;
- Fauzi Saleh, Sekwilda Prop. Lampung sebagai Anggota;
- Alhusniduki Hamim, SE., M.Sc., Rektor UNILA sebagai Anggota;
- Harris Hasyim, M.A., Bappeda Prop. Lampung sebagai Sekretaris.
Kemudian Pengurus Perguruan Al Kautsar dibentuk dengan SK Ketua Yayasan Al Kautsar No: 001/I/SK/YPD/1991 tanggal 16 Januari 1992. Tanggal 16 Januari 1992 ditetapkan sebagai hari jadi Perguruan Al Kautsar.
PEMBANGUNAN KAMPUS AL KAUTSAR
- Peletakan batu pertama pembangunan Kampus Perguruan Al Kautsar dilakukan oleh Gubernur Propinsi Lampung, Poedjono Pranyoto dengan suatu upacara sederhana yang hidmat pada tanggal 20 Agustus 1992. Ibu Sri Mulyati Poedjono dibawah siraman hujan menanam beringin putih (depan gedung SMP)
- Program pembangunan fisik yang pertama ditetapkan dengan dana Pemda dengan dukungan DPRD Propinsi Tingkat I Lampung yang dipimpin oleh Bp. Sundoro Brotoatmodjo dan dilanjutkan kemudian dengan dukungan penuh dari DPRD Propinsi Tk.I Lampung yang dipimpin oleh Bp. Kariyotomo.
- Proses pembangunan lantai II dan III dan selanjutnya sangat unik dan heroik. Pada suatu pengajian Al Amal bulan Januari dan Februari 1993, Bapak. Drs. Syamsuddin Tohir menghimbau agar semua unsur pengajian memberikan perhatian dan menyumbangkan pemikiran tenaga dan dana untuk membangun kampus ini. Beliau sendiri mengusulkan agar 3 bulan tunjangan struktural seluruh pegawai Kanwil Agama menginfakkannya untuk pembangunan Kampus Al Kautsar.
- Hampir seluruh Kepala Dinas dan Instansi Propinsi menyumbang rata-rata Rp.15-25 juta dan para Bupati menyumbangkan dananya melalui APBD sebesar Rp.25-30 juta.
- Walikota Kotamadya Bandar Lampung, Bapak Drs. Suharto (pada periode waktu itu, Drs. Muswardi Thaher duduk sebagai anggota DPRD Kotamadya Bandar Lampung periode 1988-1999), menyumbangkan pembangunan jembatan penyeberangan dari Kampus Al Kautsar ke kompleks Islamic Centre senilai Rp.295 juta melalui APBD Kotamadya.
DUKUNGAN SWASTA DAN MASYARAKAT
Berkat promosi yang dilakukan oleh Gubernur Bapak Poedjono Pranyoto kepada kalangan swasta di Lampung dan Jakarta, sumbangan yang cukup besar diterima oleh Yayasan Al Kautsar dari PT. Salim Grup Jakarta, PT. Dipasena Citra Darmaja (DCD), PT. Great Giant Pine Apple (GGPC) , PT. Citra Pertiwi Bratasena (CPB), dan oleh Ibu Sri Mulyati Poedjono sendiri yang membangun TK Al Kautsar atas nama pribadinya, serta PT.Tiga Satu (31) yang dipimpin oleh Bp. Faisol Djausal menyumbangkan dana pembangunan melengkapi pembangunan gedung SD.