Siswa TK Al Kautsar Eksplorasi Olahan Pisang di Market Day P5

Sebanyak 182 siswa TK Al Kautsar mengeksplorasi berbagai manfaat tanaman pisang melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Aku Cinta Indonesia” dan subtema “Tanaman Pisang”.

Pucaknya, ratusan siswa yang dibagi menjadi tujuh kelompok menjual kreasi kerajinan dan aneka varian olahan pisang pada kegiatan Market Day, Kamis, 31 Oktober 2024, di halaman sekolah setempat.

Beberapa camilan olahan pisang yang dijual di bazar adalah es pisang ijo, keripik pisang, molen pisang, puding pisang, nuget pisang, choco banana sago, pudots, sate banana, bola-bola pisang, pisang bakar, es susu jelly pisang, banana roll, muffin pisang, mochi pisang, dan pie pisang. Sedangkan produk kerajinan berupa tabungan dari daun pisang, frame picture, paper bag, dan wadah pensil.

Kepala TK Al Kautsar, Sukma Elia mengatakan, rangkaian kegiatan P5 dimulai sejak Senin, 28 Oktober 2024. Diawali dengan menonton bersama video edukasi tentang tanaman pisang. Siswa belajar mengobservasi bagian-bagian dari tanaman pisang.
Pada kegiatan ini, siswa juga mendapat wawasan tentang Indonesia sebagai negara terbesar ke-3 penghasil pisang di dunia, dan Lampung sebagai provinsi terbesar ke-2 penghasil pisang di Indonesia. Siswa juga dikenalkan dengan pisang raksasa terbesar dunia, yaitu Pisang Musa Ingens yang tumbuh di Pergunungan Arfak, Papua Barat.

Pada hari kedua, siswa membuat kerajinan dari bagian-bagian tanaman pisang, seperti pelepah, daun, dan bagian lainnya. Selanjutnya di hari ketiga, siswa mengekplorasi olahan makanan dari pisang.

“Kegiatan puncak P5 adalah Market Day, siswa dikenalkan dengan wirausaha. Mereka belajar menjual kerajinan dan olahan makanan berbahan pisang yang telah mereka buat. Jadi siswa memahami jika kita kreatif maka bisa menghasilkan banyak keuntungan,” jelas Eli.

Menurut Eli, ada tiga dimensi karakter Pancasila yang ditanamkan kepada siswa melalui proyek tersebut, pertama bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Siswa belajar bersyukur atas kesuburan tanah yang dimiliki Indonesia dan aneka tanaman serta tumbuhan beragam manfaat yang diciptakan Tuhan.

“Dengan begitu akan tumbuh rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah Subhanahuwata’ala melalui berbagai ciptaannya,” kata Eli.

Kedua, siswa dilatih kritis, yaitu mampu mengasosiasikan dan menyampaikan pendapatnya terhadap apa yang diamati saat itu. Dan ketiga, siswa diajarkan bergotong royong, berkreativitas, serta menunjukkan kemandirian melalui kegiatan wirausaha.